Kita membutuhkan cinta. Cinta dalam arti penerimaan secara utuh dan tanpa syarat. Kebutuhan cinta yang seperti ini muncul dari kesadaran bahwa diri kita tidaklah sempurna. Ada begitu banyak kelemahan dan keterbatasan, yang bahkan mungkin sudah tidak mungkin lagi untuk diubah. Di dalam kelemahan dan keterbatasan itulah, kita membutuhkan cinta yang memberikan penerimaan secara utuh dan tanpa syarat.
Mungkinkah ada sebuah cinta tanpa syarat? Sebuah pertanyaan untuk cinta. Dalam bahasa yang digunakan oleh Alkitab, cinta tanpa syarat itu disebut sebagai anugerah, kasih karunia atau grace dalam bahasa Inggris. Kata tersebut seringkali dikaitkan dengan pribadi sang pemilik dan pemberi cinta yang tanpa syarat itu Pemberi atau pemilik itu adalah Allah sendiri, pencipta dan pemelihara hidup manusia. Saya rasa tidak ada kalimat yang lebih indah tentang cinta tanpa syarat itu selain yang pernah ditulis oleh Philp Yancey.
Ia memberikan definisi yang indah tentang anugerah/grace. Ia menulis, "Grace means there is nothing you can do to make God loves you more. Grace means there is nothing you can do to make God loves you less." Sebuah cinta yang tulus dan murni, yang terlepas dari kondisi apapun dari penerima kasih itu. Sebuah cinta tanpa syarat sama sekali.
Sebuah cinta yang dirindukan oleh semua orang. Kabar baiknya adalah : semua orang layak untuk menerima anugerah Allah ini. Allah menyadari bahwa manusia membutuhkan cinta tanpa syarat, oleh karena itu Ia memberikannya. Rasul Paulus pernah menulis bukti cinta Allah yang tanpa syarat itu. Ia menulis, "But God commendeth his love toward us, in that, while we were yet sinners, Christ died for us"(Rom 5: 8; AV). Cinta tanpa syarat itu bukan hanya kata-kata tetapi nyata di dalam diri Yesus Kristus.
Tidak hanya di dalam kematian Yesus Kristus saja kita melihat cinta tanpa syarat, tetapi juga di dalam seluruh hidup Yesus Kristus. Ia senantiasa menerima dan mengasihi orang apa adanya. Ia menerima dan mengampuni seorang perempuan yang tertangkap basah sedang berzinah. Ia menerima dan mengasihi pemungut cukai yang telah memeras uang orang lain. Yesus Kristus menyadari bahwa tidak ada kekuatan yang lebih besar daripada kekuatan cinta tanpa syarat. Cinta tanpa syarat mempunyai kekuatan yang luar biasa untuk mendorong perubahan hidup seseorang. Zakheus, sang pemungut cukai itu berubah hidupnya setelah menerima cinta tanpa syarat dari Yesus Kristus.
Pernahkah terpikir oleh kita bahwa cinta yang kita butuhkan adalah cinta yang tanpa syarat? Pernahkah kita memikirkan bahwa orang-orang yang kita cintai sebenarnya mengharapkan cinta tanpa syarat dari kita?
Saya rasa kesanggupan kita untuk mencintai seseorang tanpa syarat, akan muncul ketika kita juga menemukan bahwa sebenarnya kita telah dicintai tanpa syarat oleh Yesus Kristus. Sudahkah kita mengalami cinta tanpa syarat dari Yesus Kristus itu? Sebuah cinta yang juga menyelamatkan kita dari kebinasan kekal.
Apabila kita sudah menerimanya, maka rasa bersyukur karena keagungan cinta-Nya kepada kita, semestinya bisa membuat kita menyemai bibit-bibit cinta yang tanpa syarat itu kepada orang lain juga.
Berapa banyak orang di sekitar kita saat ini yang sebenarnya tengah merasa sunyi, sepi dan sendiri?
Sunyi, sepi, dan sendiri karena belum pernah berjumpa dengan cinta tanpa syarat dari Yesus Kristus? Mereka yang merasa lelah, kalah dan kecewa karena merasa telah dimanfaatkan dan bukannya dicintai. Jumpailah mereka, pantulkanlah cinta tanpa syarat yang telah Anda terima dari Yesus Kristus.
Selamat meyemai cinta tanpa syarat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar