Sabtu ini aku tugas di gereja, kebetulan Lingkungan ku tugas koor aku yang mesti jadi dirigennya. Lagu udah kupilih, sebagian dari Madah Bakti biar ada sesuatu yang baru suasana misa biar lagunya nggak itu itu terus deh...sekali-sekali pembaharuan yang baik kan boleh aja.
Kebetulan di Gereja St. Mikael ada seorang Frater yang sedang pastoral, namanya Fr. Catur. Untuk misa kali ini dia yang dapat tugas untuk memberi homili. Cukup mengena homilinya.
Dia bercerita tentang seorang yang suka berkelana mengembara dari tempat satu ke tempat lainnya dengan mobil jeep nya. Suatu ketika hari telah larut malam, mobil jeepnya rusak di depan sebuah biara. Dia kemudian mengetuk pintu biara dan menjelaskan keadaannya kepada kepala biara dan kemudian dia siperbolehkan menginap di sana malam itu.
Di tengah malam, dia mendengar suara Gong..Gong..Gong.. dan dia mejadi ingin tahu asal suara tersebut, kemudian keesokan harinya dia bertanay kepada kepala biara... dan dijawab bahwa kalau dia ingin mengetahui sumber suara tersebut dia harus berpuasa 40 hari 40 malam, tetapi sang pengembara tidak berkenan dan dia memilih pergi setelah penghuni biara membantu dia memperbaiki mobilnya.
Setahun berlalu, sang pengembara ketika asyik mengembara dia melewati biara itu lagi dan dia menjadi teringat dengan suara gong..gong..gong tersebut dan kali ini dia menghadap kepala biara dan menyatakan bahwa dia akan berpuasa 40 hari 40 malam di biara tersebut. Sampailah dia pada malam terakhir dia berpuasa, dia menghadap kepala biara untuk mengetahui sumber suara tersebut...
" Bolehkah aku mengetahui asal suara gong tersebut, mengingat ini hari terakhir aku berpuasa?" dan dijawab oleh kepala biara "Tentu saja, mari ikuti aku "
Mereka berdua kemudian berjalan melewati ruangan dalam biara tersebut sampai tibalah pada suatu ruangan besar, dan di sana suara gong lebih terdengar jelas tetapi banyak pintu yang harus dibuka dan pintu pertama dibuka oleh kepala biara tersebut.
Setelah pintu pertama dibuka, sang pengembara melihat pintu kedua dan dia minta dibukakan pintu tersebut. Namun sang kepala biara menyatakan tidak bisa, jika dia ingin pintu kedua dibuak sang pengembara harus membaca kitab suci sampai terbaca satu buku semua. Sang pengembara yang memang ingin tahu, dia menyanggupi membaca kitab suci tersebut sampai di malam terakhir dia selesai membaca kitab suci tersebut dia kembali menghadap sang kepala biara mohon agar pintu kedua bisa dibukakan untuknya. Sang kepala biara pun membukakan pintu tersebut, tapi ternyata masih ada pintu ketiga.
Sang pengembara juga minta agar bisa dibukakan pintu ketiga tersebut, tetapi sang kepala biara menyatakan bahwa untuk membuka pintu ketiga sang pengembara harus bekerja di biara tersebut sampai akhir tahun melayani semua yg ada di biara tersebut. Kali inipun sang pengembara menyanggupi semuanya itu dan dia bekerja siang dan malam di biara tersebut melayani semua penghuninya. Sampai pada malam terakhir dia kembali kepada kepala biara untuk minta dibukakan pintu ketiga..dan memang oleh kepala biara pintu ketiga tersebut. Ternyata sumber suara tesebut berasal dari......... "Kalau anda ingin mengetahui sumbernya, anda semua harus membaca kitab suci, berpuasa 40 hari 40 malam dan melayani sesama......he..he...
Dari Cerita tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa manusia memiliki sebuah pengharapan seperti sang pengembara.. manusia sebenarnya memiliki suatu harapan dan untuk mencapai harapan tersebut manusia harus berjuang dan berusaha. Tuhan juga akan melihat usaha kita.
Berdoa dan berusaha lha..niscaya Tuhan selalu berada disamping mu...
Coretan simple ini merupakan refleksi dari beberapa sumber inspirasi. Perenungan hidup...advice yang bukan bermaksud menggurui...about God...about Human Being...about Life...and about love...so naturally...
Welcome to My Special Journal
Welcome to my special journal... it's just a simple wrote..
Selamat datang Guys... Semoga perenungan yang sederhana ini bisa memberikan pelajaran dan harapan bagi semua saja yang membacanya...
Thanks and God Bless You..
Selamat datang Guys... Semoga perenungan yang sederhana ini bisa memberikan pelajaran dan harapan bagi semua saja yang membacanya...
Thanks and God Bless You..
Mengenai Saya
- Swandi Rahayu
- Saya sangat menghargai persahabatan... hidup sosial dengan teman-teman adalah kebutuhan.. Its a small world
Minggu, November 15, 2009
Rabu, November 11, 2009
Bertahan Hingga Menang
Art Berg adalah atlet berbakat yang memiliki masa depan yang cerah. Ia punya perusahaan konstruksi dan seorang tunangan yang baik dan cantik.
Pada malam Natal, ia dalam perjalanan menuju ke rumah tunangannya di Utah untuk menuntaskan acara pernikahan mereka. Karena perjalanan panjang, ia capai dan mengantuk hingga mobilnya menabrak tiang pembatas jalan dan terjun ke jurang. Ia terlempar dari mobil dan jatuh ke tanah dengan leher patah. Akibatnya ia lumpuh dari dada ke bawah dan tidak bisa menggunakan tangan dan kakinya. Dokter berkata ia tidak akan pulih dari kelumpuhan. Teman-temannya menasehatinya agar ia melupakan pernikahannya.
Art Berg takut dan putus asa. Namun ibunya datang dan berbisik, “Nak, hal sulit membutuhkan waktu. Hal mustahil perlu waktu sedikit lebih lama.”
Karena kata-kata itu, harapannya muncul kembali. Ia berlatih keras hingga akhirnya bisa mandiri.
Sebelas tahun kemudian ia kembali memimpin perusahaannya sendiri, bisa menyetir dan melakukan olah raga, serta menikah dengan tunangannya dan punya dua anak.
Sekarang ia menjadi pembicara profesional dan penulis buku yang mendorong dan memotivasi banyak orang.
Kadang-kadang sesuatu tidak berjalan seperti yang kita harapkan.Jika Anda saat ini mengalami hal itu, jangan putus asa! Hal sulit membutuhkan waktu. Hal Mustahil perlu waktu sedikit lama. Tetapi orang yang bertahan sampai akhir akan menang
-----------------------------------------------------
Yesaya 40 :
(28) Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya.
(29) Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.
(30) Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,
(31) tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Pada malam Natal, ia dalam perjalanan menuju ke rumah tunangannya di Utah untuk menuntaskan acara pernikahan mereka. Karena perjalanan panjang, ia capai dan mengantuk hingga mobilnya menabrak tiang pembatas jalan dan terjun ke jurang. Ia terlempar dari mobil dan jatuh ke tanah dengan leher patah. Akibatnya ia lumpuh dari dada ke bawah dan tidak bisa menggunakan tangan dan kakinya. Dokter berkata ia tidak akan pulih dari kelumpuhan. Teman-temannya menasehatinya agar ia melupakan pernikahannya.
Art Berg takut dan putus asa. Namun ibunya datang dan berbisik, “Nak, hal sulit membutuhkan waktu. Hal mustahil perlu waktu sedikit lebih lama.”
Karena kata-kata itu, harapannya muncul kembali. Ia berlatih keras hingga akhirnya bisa mandiri.
Sebelas tahun kemudian ia kembali memimpin perusahaannya sendiri, bisa menyetir dan melakukan olah raga, serta menikah dengan tunangannya dan punya dua anak.
Sekarang ia menjadi pembicara profesional dan penulis buku yang mendorong dan memotivasi banyak orang.
Kadang-kadang sesuatu tidak berjalan seperti yang kita harapkan.Jika Anda saat ini mengalami hal itu, jangan putus asa! Hal sulit membutuhkan waktu. Hal Mustahil perlu waktu sedikit lama. Tetapi orang yang bertahan sampai akhir akan menang
-----------------------------------------------------
Yesaya 40 :
(28) Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya.
(29) Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.
(30) Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,
(31) tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Selasa, November 10, 2009
Kehidupan
Seorang anak mengeluh pada ayahnya, mengenai kehidupanya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertiya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.
Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel dalam panci pertama, telur di panci kedua, dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir.
Ia membiarkan mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah.Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.
Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya dimangkuk, mengangkat telur dan meletakannya di mangkuk yang lain, dan mengangkat kopi dimangkuk yang lainnya. Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kamu lihat, nak?""Wortel, telur, dan kopi," jawab si anak.
Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkanya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.
Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas.
Setelah itu anak bertanya, "Apa arti semua ini, ayah? "
Ayah menerangkan bahwa ketiganya telah mengahadapi 'kesulitan' yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum di rebus kuat, keras, dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah di rebus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan unik. Setelah berada didalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.
"Kamu termasuk yang mana?." Tanya ayahnya.
"Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi? Bagaimana dengan kamu?
Apakah kamu adalah wortel yang kelihatanya keras, tapi dengan penderitaan, dan kesulitan kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.
Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati yang lembut dan dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian, pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama tak berubah, tetapi apakah di dalam diri kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku.
Ataukah kamu adalah kopi ?Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang sangat menyakitkan, untuk mencapai rasa yang maksimal pada suhu 100 derajat celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat."
"Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan sekaligus membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.
Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel dalam panci pertama, telur di panci kedua, dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir.
Ia membiarkan mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah.Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.
Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya dimangkuk, mengangkat telur dan meletakannya di mangkuk yang lain, dan mengangkat kopi dimangkuk yang lainnya. Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kamu lihat, nak?""Wortel, telur, dan kopi," jawab si anak.
Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkanya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.
Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas.
Setelah itu anak bertanya, "Apa arti semua ini, ayah? "
Ayah menerangkan bahwa ketiganya telah mengahadapi 'kesulitan' yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum di rebus kuat, keras, dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah di rebus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan unik. Setelah berada didalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.
"Kamu termasuk yang mana?." Tanya ayahnya.
"Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi? Bagaimana dengan kamu?
Apakah kamu adalah wortel yang kelihatanya keras, tapi dengan penderitaan, dan kesulitan kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.
Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati yang lembut dan dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian, pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama tak berubah, tetapi apakah di dalam diri kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku.
Ataukah kamu adalah kopi ?Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang sangat menyakitkan, untuk mencapai rasa yang maksimal pada suhu 100 derajat celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat."
"Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan sekaligus membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.
Senin, November 09, 2009
Allah Bapa seperti "Pemulung?"
Guy's n gal's....ini aku dpt dr temen sebuah renungan yg mnrtku menarik aku shre aja, mudah2x an bisa memberi inspirasi...GBU^^ ALLAH BAPA SEPERTI PEMULUNG "
Ada satu hal di mana TUHAN tidak berkuasa untuk melakukannya" TUHAN tidak berkuasa untuk tidak menepati janjiNYA. Ia begitu setia akan janjiNYA.(Mazmur 12:7)
Suatu hari Guru sekolah minggu memberikan tugas kepada murid-muridnya: Seperti apa Allah Bapa itu? "Untuk mudahnya, kalian harus melihat Dia sebagai seorang Bapa.. seorang papi," ujar guru tsb.
Minggu berikutnya, guru tsb menagih PR dari setiap murid yang ada. "Allah Bapa itu seperti Dokter!" ujar seorang anak yang papanya adalah dokter. "Ia sanggup menyembuhkan sakit penyakit seberat apapun!"
"Allah Bapa itu seperti Guru!" ujar seorang anak yang lain. "Dia selalu mengajarkan kita untuk melakukan yang baik dan benar."
"Allah Bapa itu seperti Hakim!" ujar seorang anak yang papanya adalah hakim dengan bangga,"Ia adil dan memutuskan segala perkara di bumi."
"Menurut aku Allah Bapa itu seperti Arsitek. Dia membangun rumah yang indah untuk kita di surga!" ujar seorang anak tidak mau kalah. "Allah Bapa itu Raja! Paling tinggi di antara yang lain!"
"Allah Bapa itu pokoknya kaya sekali deh! Apa saja yang kita minta Dia punya!" ujar seorang anak konglomerat. Guru tsb tersenyum ketika satu demi satu anak memperkenalkan image Allah Bapa dengan semangat.
Tetapi ada satu anak yang sedari tadi diam saja dan nampak risih mendengar jawaban anak2 lain. "Eddy, menurut kamu siapa Allah Bapa itu?" ujar ibu guru dengan lembut. Ia tahu anak ini tidak seberuntung anak2 yang lain dalam hal ekonomi, dan cenderung lebih tertutup.
Eddy hampir2 tidak mengangkat mukanya, dan suaranya begitu pelan waktu menjawab,"Ayah saya seorang pemulung... jadi saya pikir... Allah Bapa itu Seorang Pemulung Ulung."
Ibu guru terkejut bukan main, dan anak-anak lain mulai protes mendengar Allah Bapa disamakan dengan pemulung. Eddy mulai ketakutan. "Eddy,"ujar ibu guru lagi. "Mengapa kamu samakan Allah Bapa dengan pemulung?"
Untuk pertama kalinya Eddy mengangkat wajahnya dan menatap ke sekeliling sebelum akhirnya menjawab,"Karena Ia memungut sampah yang tidak berguna seperti Eddy dan menjadikan Eddy manusia baru, Ia menjadikan Eddy anakNya." Memang bukankah Dia adalah Pemulung Ulung? Dia memungut sampah-sampah seperti saudara dan saya, menjadikan kita anak-anakNya, hidup baru bersama Dia, dan bahkan menjadikan kita pewaris kerajaan Allah.
Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Efesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu sendiri melainkan pemberian Allah.
Our God is able! "Not by power, not by might, but by My Spirits, says the LORD" (Zach 4:6)
Ada satu hal di mana TUHAN tidak berkuasa untuk melakukannya" TUHAN tidak berkuasa untuk tidak menepati janjiNYA. Ia begitu setia akan janjiNYA.(Mazmur 12:7)
Suatu hari Guru sekolah minggu memberikan tugas kepada murid-muridnya: Seperti apa Allah Bapa itu? "Untuk mudahnya, kalian harus melihat Dia sebagai seorang Bapa.. seorang papi," ujar guru tsb.
Minggu berikutnya, guru tsb menagih PR dari setiap murid yang ada. "Allah Bapa itu seperti Dokter!" ujar seorang anak yang papanya adalah dokter. "Ia sanggup menyembuhkan sakit penyakit seberat apapun!"
"Allah Bapa itu seperti Guru!" ujar seorang anak yang lain. "Dia selalu mengajarkan kita untuk melakukan yang baik dan benar."
"Allah Bapa itu seperti Hakim!" ujar seorang anak yang papanya adalah hakim dengan bangga,"Ia adil dan memutuskan segala perkara di bumi."
"Menurut aku Allah Bapa itu seperti Arsitek. Dia membangun rumah yang indah untuk kita di surga!" ujar seorang anak tidak mau kalah. "Allah Bapa itu Raja! Paling tinggi di antara yang lain!"
"Allah Bapa itu pokoknya kaya sekali deh! Apa saja yang kita minta Dia punya!" ujar seorang anak konglomerat. Guru tsb tersenyum ketika satu demi satu anak memperkenalkan image Allah Bapa dengan semangat.
Tetapi ada satu anak yang sedari tadi diam saja dan nampak risih mendengar jawaban anak2 lain. "Eddy, menurut kamu siapa Allah Bapa itu?" ujar ibu guru dengan lembut. Ia tahu anak ini tidak seberuntung anak2 yang lain dalam hal ekonomi, dan cenderung lebih tertutup.
Eddy hampir2 tidak mengangkat mukanya, dan suaranya begitu pelan waktu menjawab,"Ayah saya seorang pemulung... jadi saya pikir... Allah Bapa itu Seorang Pemulung Ulung."
Ibu guru terkejut bukan main, dan anak-anak lain mulai protes mendengar Allah Bapa disamakan dengan pemulung. Eddy mulai ketakutan. "Eddy,"ujar ibu guru lagi. "Mengapa kamu samakan Allah Bapa dengan pemulung?"
Untuk pertama kalinya Eddy mengangkat wajahnya dan menatap ke sekeliling sebelum akhirnya menjawab,"Karena Ia memungut sampah yang tidak berguna seperti Eddy dan menjadikan Eddy manusia baru, Ia menjadikan Eddy anakNya." Memang bukankah Dia adalah Pemulung Ulung? Dia memungut sampah-sampah seperti saudara dan saya, menjadikan kita anak-anakNya, hidup baru bersama Dia, dan bahkan menjadikan kita pewaris kerajaan Allah.
Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Efesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu sendiri melainkan pemberian Allah.
Our God is able! "Not by power, not by might, but by My Spirits, says the LORD" (Zach 4:6)
Kamis, November 05, 2009
Elang di Tengah Badai
Elang tahu kapan badai akan tiba jauh sebelum berkecamuk. Ia lalu terbang ke tempat tinggi dan menunggu sampai angin tiba.
Ketika badai akhirnya datang, Elang membentangkan sayapnya sehingga angin mengenainya dan mengangkatnya ke atas badai.
Di saat badai berkecamuk di bawah, elang melayang di atasnya. Elang tidak lari dari badai. Justru menggunakan badai untuk mengangkatnya lebih tinggi. Elang menunggang angin yg mendatangkan badai.
Dalam menjalani hidup ini, saat badai kehidupan melanda, dan kita semua akan mengalaminya, kita dapat naik ke atas badai dg mengarahkan pikiran dan kepercayaan kita kepada Tuhan.
Kita bisa membuat badai tidak menghancurkan kita dengan membiarkan kekuatan Tuhan mengangkat kita ke atas badai. Tuhan membuat kita dapat menunggang angin dari badai yang mendatangkan penyakit, tragedi, kegagalan dan kekecewaan di dalam hidup. Kita dapat melayang di atas badai.
Selalu ingat, bukan beban kehidupan yang menekan kita ke bawah, tapi CARA kita MENANGANInya.
Jangan mau kalah dari Elang, BERDOALAH dengan khusuk dan sungguh2 BERUSAHA maka doamu akan DIKABULKAN... Amin..!
Ketika badai akhirnya datang, Elang membentangkan sayapnya sehingga angin mengenainya dan mengangkatnya ke atas badai.
Di saat badai berkecamuk di bawah, elang melayang di atasnya. Elang tidak lari dari badai. Justru menggunakan badai untuk mengangkatnya lebih tinggi. Elang menunggang angin yg mendatangkan badai.
Dalam menjalani hidup ini, saat badai kehidupan melanda, dan kita semua akan mengalaminya, kita dapat naik ke atas badai dg mengarahkan pikiran dan kepercayaan kita kepada Tuhan.
Kita bisa membuat badai tidak menghancurkan kita dengan membiarkan kekuatan Tuhan mengangkat kita ke atas badai. Tuhan membuat kita dapat menunggang angin dari badai yang mendatangkan penyakit, tragedi, kegagalan dan kekecewaan di dalam hidup. Kita dapat melayang di atas badai.
Selalu ingat, bukan beban kehidupan yang menekan kita ke bawah, tapi CARA kita MENANGANInya.
Jangan mau kalah dari Elang, BERDOALAH dengan khusuk dan sungguh2 BERUSAHA maka doamu akan DIKABULKAN... Amin..!
Rabu, November 04, 2009
Bahasa Hati
Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta
Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang.
Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan. Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan.
Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran Dan semua itu haruslah berasal dari hati Bicaralah dengan bahasa hati maka akan sampai kehati pula.
Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras dan tajam otak anda.
Namun juga betapa lembut hati anda dalam menghadapi dan menjalani segala sesuatunya.
Anda tak akan dapat menghentikan tangis seorang bayi, Hanya dengan merengkuhnya dalam lengan yang kuat, Atau membujuknya dengan permen dan kata-kata manis, Anda harus mendekapnya, Hingga ia merasakan detak jantung yang tenang jauh didalam dada anda.
Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang.
Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan. Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan.
Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran Dan semua itu haruslah berasal dari hati Bicaralah dengan bahasa hati maka akan sampai kehati pula.
Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras dan tajam otak anda.
Namun juga betapa lembut hati anda dalam menghadapi dan menjalani segala sesuatunya.
Anda tak akan dapat menghentikan tangis seorang bayi, Hanya dengan merengkuhnya dalam lengan yang kuat, Atau membujuknya dengan permen dan kata-kata manis, Anda harus mendekapnya, Hingga ia merasakan detak jantung yang tenang jauh didalam dada anda.
Langganan:
Postingan (Atom)