Welcome to My Special Journal

Welcome to my special journal... it's just a simple wrote..
Selamat datang Guys... Semoga perenungan yang sederhana ini bisa memberikan pelajaran dan harapan bagi semua saja yang membacanya...

Thanks and God Bless You..

Mengenai Saya

Foto saya
Saya sangat menghargai persahabatan... hidup sosial dengan teman-teman adalah kebutuhan.. Its a small world

Kamis, Oktober 14, 2010

Ayah Terimakasih..

Ada seorang ayah yang mempunyai anak. Ayah ini sangat menyayangi anaknya. Di suatu weekend, si ayah mengajak anaknya untuk pergi ke pasar malam. Mereka pulang sangat larut. Di tengah jalan, si anak melepas seat beltnya karena merasa tidak nyaman. Si ayah sudah menyuruhnya memasang kembali, namun si anak tidak menurut.

Benar saja, di sebuah tikungan, sebuah mobil lain melaju kencang tak terkendali. Ternyata pengemudinya mabuk. Tabrakan tak terhindarkan. Si ayah selamat, namun si anak terpental keluar. Kepalanya membentur aspal, dan menderita gegar otak yang cukup parah. Setelah berapa lama mendekam di rumah sakit, akhirnya si anak siuman. Namun ia tidak dapat melihat dan mendengar apapun. Buta tuli. Si ayah dengan sedih, hanya bisa memeluk erat anaknya, karena ia tahu hanya sentuhan dan pelukan yang bisa anaknya rasakan.

Begitulah kehidupan sang ayah dan anaknya yang buta-tuli ini. Dia senantiasa menjaga anaknya. Suatu saat si anak kepanasan dan minta es, si ayah diam saja. Sebab ia melihat anaknya sedang demam, dan es akan memperparah demam anaknya. Di suatu musim dingin, si anak memaksa berjalan ke tempat yang hangat, namun si ayah menarik keras sampai melukai tangan si anak, karena ternyata tempat ‘hangat’ tersebut tidak jauh dari sebuah gedung yang terbakar hebat.

Suatu kali anaknya kesal karena ayahnya membuang liontin kesukaannya. Si anak sangat marah, namun sang ayah hanya bisa menghela nafas. Komunikasinya terbatas. Ingin rasanya ia menjelaskan bahwa liontin yang tajam itu sudah berkarat, namun apa daya si anak tidak dapat mendengar, hanya dapat merasakan. Ia hanya bisa berharap anaknya sepenuhnya percaya kalau papanya hanya melakukan yang terbaik untuk anaknya.

Saat-saat paling bahagia si ayah adalah saat dia mendengar anaknya mengutarakan perasaannya, isi hatinya. Saat anaknya mendiamkan dia, dia merasa tersiksa, namun ia senantiasa berada disamping anaknya, setia menjaganya. Dia hanya bisa berdoa dan berharap, kalau suatu saat Tuhan boleh memberi mujizat. Setiap hari jam 4 pagi, dia bangun untuk mendoakan kesembuhan anaknya. Setiap hari.

Beberapa tahun berlalu. Di suatu pagi yang cerah, sayup-sayup bunyi kicauan burung membangunkan si anak. Ternyata pendengarannya pulih! Anak itu berteriak kegirangan, sampai mengejutkan si ayah yg tertidur di sampingnya. Kemudian disusul oleh pengelihatannya. Ternyata Tuhan telah mengabulkan doa sang ayah. Melihat rambut ayahnya yang telah memutih dan tangan sang ayah yg telah mengeras penuh luka, si anak memeluk erat sang ayah, sambil berkata.

Ayah, terima kasih ya, selama ini engkau telah setia menjagaku.


2 years ago..you rest in peace... We always love you Daddy...

Jumat, Oktober 01, 2010

Berdoa

Interesting Story to read based on true story adpated from Milis KTM :

Suatu hari di Semarang setelah kebetulan ikut misa harian pagi. Seperti biasa aku duduk di depan gua Bunda Maria. Setelah selesai berdoa aku Cuma duduk berdiam aja disitu.

Tiba-tiba aku tertarik melihat seorang wanita setengah baya. Kalau tidak bisa dikatakan sudah sepuh berjalan tertatih. Sudah agak membungkuk dengan kemoceng ditangan dan serbet seadanya di pundaknya.

Beliau datang menghampiri patung dan berkata. "Gusti Yesus, Gusti Maria..nyuwun sewu..kulo bade resik resik..!" (Gusti Yesus.. Gusti Maria.. mohon maaf, permisi, saya mau bersih-bersih).

Aku tertegun dan secara tidak sadar tertarik dengan apa yang dilakukan si ibu. Dengan perlahan (karena faktor umurnya mungkin) dia mulai membersihkan area sekitar gua, menghilangkan debu yang ada, membersihkan sisa-sisa lelehan lilin..mengganti karangan bunga yang sudah tampak layu..Sekitar 1/2 jam berlalu. si ibu lalu selesai melakukan pekerjaannya.

Sebelum meninggalkan tempat bekerjanya, si ibu berkata lagi."Gusti Yesus, Gusti Maria, sampun, kulo sampun rampung, mugi-mugi berkenan. Kulo bade nyambut gawe, mohon pangestune.."....duh nerjemahinnya gimana ya ? (Tuhan Yesus.. Bunda Maria.. sudah..saya sudah selesai.. mudah-mudahan berkenan. Saya mau bekerja.. minta restunya).

Sekali lagi aku terpana. doa yang sangat sederhana dari seorang yang sangat sederhana,tapi semuanya mencerminkan kepasrahan yang sangat dalam buatku. aku tertarik..jiwa isengku kumat. Aku ikutin si ibu, di halaman gereja yang juga bersebelahan dengan sebuah sekolah Katolik yang cukup ternama di kota itu, ternyata beliau menggelar jualannya. Si ibu jualan nasi pecel, agak jauh aku terus perhatikan si ibu. Setelah beliau selesai dan siap berjualan, langsung aku datangi, aku pengen tau dia lebih jauh dan sekalian sarapan pikirku..

Basa basi sebentar dan sambil nunggu pesenan aku coba ajak ngobrol beliau :

"Memang biasa bersih2 di gereja to bu..?"

"Iya mas.. sudah terbiasa dari dulu"

"Sudah berapa lama bu.?"

"Wah mas sejak gadis.."

Wuih.. dah lama banget itu pasti pikirku.. aku makin iseng nanyanya.

"Koq tadi ga sisan ikut misa pagi to bu..? dan aku kayanya ga pernah liat ibu selama ini..?"

Si ibu senyum. sambil ngasih nasi pecel pincu'an pesenanku, terus beliau ngomong. "Saya muslim mas."

Deg…bengong aku dengernya..lama aku pegang tuh nasi pecel sambil bengong ngeliatin si ibu..ga karuan rasanya hati ini.

"Dari muda aku sudah jualan ditempat ini mas, aku dapet rejeki ditempat ini..kan ga ada salahnya aku ingin menunjukkan rasa terima kasihku pada Yang Punya Tempat Ini. Aku ga salah to mas.?"

Aku gelagepan ditanya gitu. "Wah ya ga to bu.. ibu hebat banget.. ibu dibayar.?

"Saya ga pernah minta itu mas, saya ikhlas melakukannya.. sekedar menunjukkan rasa terima kasih saya, tapi mungkin sekitar 5 tahun ini romo maringi (memberi) saya 100rb sebulan.."

"Putra berapa bu.?

"3 mas. 1 laki-laki dan 2 perempuan, sudah selesai semua mas."

"Maksud ibu.?"

"Yang perempuan dua duanya sudah nikah dan hidupnya lumayan, yang laki-laki 4 tahun lalu sudah lulus sekarang sudah kerja"

"Lulus apa bu.?"

"Ekonomi mas..Sarjana... Wah Ibu ga ngerti mas masalah itu, yang penting mereka semua sudah bisa nguripi (menghidupi) hidup mereka sendiri-sendiri, saya sekarang tetep jualan karena memang ini yang cuma saya bisa mas...ga pengen nganggur di rumah."

"Nyuwun sewu..bapak masih ada bu..?"

"Masih mas..tuh mbecak, mangkalnya juga disini..

"Aku bengong…ga bisa berkata-kata…nunduk sambil makan. tiba2 si ibu ngomong lagi.

"Mungkin saya keliatan aneh ya mas. Saya muslim, saya sholat tapi saya masuk ke gereja, mungkin bahasa mas saya berdoa disana.. saya sendiri ga ngerasa berdoa disana..saya cuma minta ijin dan minta restu saja. Tapi mungkin ini bisa buat mas bawa pulang nanti, kalau Tuhan itu ada dimana-mana dan Dia itu untuk siapa saja ga pernah membeda-bedakan.. manusia aja mas yang senengnya membedakan. Maaf ya mas kalau saya salah. maklum orang kecil dan bodoh saya… ga pernah sekolah."

"Ga bu. ibu ga salah…ibu hebat, bahkan mungkin dari orang yang paling pinter sekalipun. Beruntung saya bisa ketemu ibu.."

Aku ga sanggup ngomong apa-apa lagi, setelah pamit.. aku jalan kaki pulang ke tempat saya tinggal dan hari itu ga habis rasa kagumku pada si ibu, dengan kesederhanaannya beliau mengajarkan aku dan menunjukkan aku satu hal yang sangat luar biasa.

Tuhan ada dimana-mana.. Tuhan ada buat semua orang*. selama kita pasrah. berserah, percaya dan tulus meminta padaNya. Dia pasti menunjukkan jalan buat kita.

God Bless U Mbok Narti.. God Bless U and your family.

(kejadian itu mungkin sekitar 5 tahun lalu. dan 2 tahun setelah itu aku kesana lagi.Beliau sudah tidak berjualan, padahal kangen aku pengen ketemu beliau.. mungkin beliau sudah dilarang anaknya jualan lagi.. dan berbahagia bersama cucu-cucunya.)