Welcome to My Special Journal

Welcome to my special journal... it's just a simple wrote..
Selamat datang Guys... Semoga perenungan yang sederhana ini bisa memberikan pelajaran dan harapan bagi semua saja yang membacanya...

Thanks and God Bless You..

Mengenai Saya

Foto saya
Saya sangat menghargai persahabatan... hidup sosial dengan teman-teman adalah kebutuhan.. Its a small world

Senin, Juli 26, 2010

Hash


Minggu 25 Juli 2010 aku diajak teman-teman untuk ikutan Hash. Awalnya rencana Hash ini sudah dicanangkan sejak awal Juli dengan kolaborasi berbagai organisasi dan komunitas Katolik yang ada, tetapi entah tiba-tiba dibatalkan. Meski dibatalkan, kami dari beberapa anggota Felcom dan Choice tetap melaksanakan Hash tersebut dan berangkatlah kami pada tanggal 25 Juli 2010 tersebut setelah acara seminar Kolesterol yang diadakan ISKA di Unika Widya Mandala.

Peserta Hash kali ini 90% wajah baru termasuk diriku yang belum pernah mengikutinya. Penasaran sih gimana toh HASH itu.
. Kami berangkat pk. 11.30 dari UWM terdiri dari 5 mobil (29 orang). Kami mampir untuk makan siang di Bu Sri lalu lanjut ke Trawas. Kali ini kita ikut ASRI. Lumayan sih panasnya ketika dah jalan..

Perjalanan kami sempat salah arah awalnya, akhirnya pani
tia memandu kita. Menurut panitia, rute kali ini lumayan panjang meski itu rute short karena ini rute baru yang baru saja ditemukan. Awal perjalanan baik-baik saja, tetapi ketika sudah jalan sekitar setengah jam mulai terasa jalan yang kita lalui menanjak membuat kita lelah. Pemandangan alam yang masih natural kami sedikit terhibur karena bisa bernarsis ria meski kelelahan...ya maklumlah kita kan termasuk narsis.com ...he..he... hampir setiap kali berpose bersama, panitia yang menjadi juru foto kami sampai dia berguling-guling untuk mendapatkan gambar terbaik.. Viva Panitia!!!

Karena mayoritas dari kami baru saja mengikuti Hash ini, kita ambil rute short dan beberapa yang sering mengikutinya mengambil rute Medium. Tapi ada juga teman kami yang ternyata diambilkan rute paling short oleh panitia karena sudah tidak kuat lagi (daripada pingsan di jalan).

Setelah berjalan kurang lebih s
atu jam setengah, kita akhirnya bisa kembali ke tempat start dan bisa makan/minum. Setelah mejeng bersama kelompok lain (dimana salah satu anggota kelompok tersebut memang janjian dengan kami untuk bersama-sama Hash), kami akhirnya pulang ke Surabaya disambut hujan deras di Unika Widya Mandala.

Pengalaman pertama Hash memang
mengasyikkan, jadi ingin mencoba kembali..penasaran sih, meski sempat kehabisan nafas dan kelelahan tapi tidak membuatku kapok. Banyak makna yang bisa kita ambil dari Hash tersebut, saat mendaki, menuruni lembah, saat melintasi sungai, saat berjalan di atas batu. Semua memberi pelajaran kepada kita, seperti itulah perjalanan hidup yang harus kita tempuh. Jalan hidup kita tidaklah selalu mulus, banyak batu-batu dan jalan mendaki serta sungai-sungai yang merintangi. Semua bergantung kepada kita, bagimana kita melewatinya, apakah kita akan menyerah karena kelelahan dan melupakan tujuan akhir kita ataukah kita harus berjuang mengumpulkan sisa-sisa tenaga kita agar tujuan kita tercapai?The show must go on..Never Give Up...Just do it and trust that God will give us strength, give the best for our lives..

Sabtu, Juli 24, 2010

Encouragement by Rhenald Kasali

Lima belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat.
Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat,bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa. Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana.

Saya memintanya memperbaiki kembali,sampai dia menyerah.Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberi nilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. "Maaf Bapak dari mana?" "Dari Indonesia," jawab saya.Dia pun tersenyum.

Budaya Menghukum

Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat. "Saya mengerti," jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. "Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak-anaknya dididik di sini,"lanjutnya. "Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai.Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement! " Dia pun melanjutkan argumentasinya.

"Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat," ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya. Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai "A", dari program master hingga doktor. Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.

Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafikgrafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti. Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan. Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut "menelan" mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.

Ketika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi. Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan.

Ada semacam balas dendam dan kecurigaan. Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah
anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak. Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. "Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan," ujarnya dengan penuh kesungguhan. Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.

Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. "Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti." Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif. Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna),tetapi saya mengatakan "gurunya salah". Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.

Melahirkan Kehebatan

Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru, sundutan rokok, dan seterusnya. Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas...; Kalau,...; Nanti,...; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.

Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh. Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.

Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh. Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti. (*)

Selasa, Juli 13, 2010

Ziarah Wisata

Felcom ziarah wisata bisa terlaksana sukses meski kita dibuat dag did dug deer awalnya karena bangku kosong yang sangat banyak belum terisi padahal jadwal ziarah kurang beberapa minggu saja, lalu sakitnya salah seorang panitia yang mebuat dia batal ikut dan berkurangnya peserta karena batal ikut, yang lebih membuat jantung berdetak lebih kencang adalah di detik menjelang keberangkatan karena peserta yang mundur mendadak dan baru memberi kabar Jumat paginya..bayangkan saja 5 org yang menyatakan mundur... Tapi dengan berserah, ternyata Tuhan buka jalan tepat pada waktunya, kita bisa berangkat dengan jumlah peserta yang tidak berubah.. still 39 peoples guys..Yang mundur ternyata hanya 2 orang dan itupun kita bisa mendapat penggantinya...It's a Gods Miracle..

Ziarah kali ini berangkat dari HKY tanggal 09 Juli 2010 pukul 20.00. Macet di mana-mana sempat membuat jadwal yg tersusun molor.Tapi Thanks God, kita tetap bisa jalankan semua perjalanan sesuai rencana meski waktunya molor dari perkiraan semula.

Tgl 10 Juli pagi kita sampai di Gua Kerep, jalan dari perhentian bis ke Lokasi cukup menyehatkan di pagi buta..kita doa Rosario bersama lalu doa pribadi, lanjut ke susteran Ambarawa untuk mandi dan makan pagi. Lanjut ke Tritis yang ternyata cukup jauh, tapi sangat menakjubkan..lokasi yang udah 10 tahun lebih tidak pernah aku kunjungi (kebetulan saat masih SMA aku pernah ke Goa ini). Perjuangan menuju lokasi Goa cukup menantang, medan yang berbatu2 dan lumayan licin membuat perjalanan ini terasa benar-benar ziarah yang sesungguhnya. Lokasi yang cukup bagus, dengan kondisi alam yang alami..stalaktit nya sungguh indah.. Dari Goa maria Tritis menuju Pantai Baron, makan ikan dulu deh.. tapi nggak enak tuh masakannya..pantainya juga kumuh gitu kayaknya..jadi nggak terlalu bisa enjoy, apalagi lautan manusia yang terdiri dari beribu-ribu orang tumplek blek di sana.. Lalu kita menuju Candi Ganjuran..cukup bagus di sana. Lokasi terakhir tentu saja Penginapan yg di daerah Malioboro..jalan dari perhentian bis sampai penginapan cukup jauh ternyata... wooww..today benar-benar kita mempergunakan secara maksimal ciptaan Tuhan untuk kita..sikil..sikil buat mlaku..sampe kesel kabeh...tapi ga puas kalau cuman tidur di sana tanpa melewatkan malam di Malioboro..

Malioboro di Malam Minggu sungguh hiruk pikuk..beragam manusia tumplek di sana, musisi jalanan dengan segala kreatifitasnya beraksi menyita mata sejuta manusia, membuat sebagian tergelitik untuk ikut terlibat mempertontonkan kebolehannya beraksi...Sungguh Malioboro luarrr biasa... Kita makan malam di Malioboro Mall dan tiba-tiba kita ada ide, karena sebelum makan malam kita ditawari tukang becak di Malioboro buat jalan-jalan menyusuri Yogyakarta.. jadilah kita berbecak-becak ria, 14 org ikutan.. 1 becak bertiga..woouuuww asiiikk... jalan-jalan ke tempat jual batik, Dagadu, pabrik nya bakpia Pathok yang buka sampe jam 12. Nggak terasa kita muter dengan becak sampai jam setengah 12 malam tuh...suatu pengalaman baru, yg di Sby tidak pernah terjadi... berbecak ria rame-rame dan sampai tengah malam pula...he..he..

Minggu pagi tgl 11 Juli 2010 kita bangun pagi, kaki masih capek nih karena kebanyakan jalan..tapi sekali lagi..ciptaan Tuhan satu itu kita maksimalkan kembali..ke gereja jalan kaki, jam 6 misa bahasa jawa...he..he.. lumayan ngerti dikit-dikit lha meski nggak bisa ngomongnya...he..he.. Abis misa tidak lupa kebiasaan narsis kita...yaitu Foto-foto bersama di Gua Maria Gereja. Abis Gereja, kita makan pagi lalu lanjut lagi mlaku-mlaku nang Malioboro sampai jam setengah 10 kita berkemas dan jalan ke candi Prambanan. Sekali lagi kaki kita dituntut bekerja maksimal di sini, otot-otot dibuat jadi lemas karena jalannya yang cukup jauh. Setelah itu kita menuju Solo untuk makan siang dan belanja di Orion. Semua pada nggak mau ketinggalan belanja deh. Setelah itu perjalanan pulang ke Sby yang sempat macet di Kertosono lama banget sehingga sampai di Sby kita sampai jam setengah 12 malam.

Terlepas dari semua itu, ziarah kali ini memang benar-benar latihan fisik dan rohani deh.. sukses buat acara kita dengan segala games nya di perjalanan, dengan segala doorprizenya meski sederhana tetapi niat dan maknanya tidak ternilai dengan Rupiah.

Semoga dengan even kali ini, persahabatan dan kekeluargaan yang sebelumnya telah dijalin bisa terjalin lebih erat tak terpisahkan, dan bagi meraka yang baru mengenal komunitas ini bisa semakin aktif dan merasa memiliki komunitas ini tanpa perbedaan gender, usia dan pekerjaan karena komunitas ini diciptakan buat semua kaum muda yang mengimani Kristus.


Dari pengalaman ziarah wisata ini kita bisa banyak belajar, kita bisa lebih mengenal sesama kita dan mengenal Kehendak Allah lewat diri sesama kita, kita maafkan meski ada yang bikin kita satu bis menunggu karena keterlambatan salah seorang peserta, kita bersabar menunggu antrian macet, bersabar meski menahan lapar dan sakit maag..woouuww sejuta rasa dan sejuta suka dehh....

Semoga even yang demikian bisa kita adakan kembali tahun depan dengan obyek wisata yang berbeda. Kita harapkan wajah-wajah baru akan menghiasi kepanitiaan tahun depan..semoga Felcom tetap bisa eksis selamanya.

Rabu, Juli 07, 2010

Mencintai Adalah Pilihan

Ketika bertemu seseorang yang membuat kita tertarik, Itu bukan pilihan, itu kesempatan..

Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, bahkan dengan segala kekurangannya..
Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan..

Ketika kita memilih bersama seseorang walau apa pun yang terjadi, justru di saat kita menyadari bahwa masih banyak orang lain yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasangan kita, dan tetap memilih untuk mencintainya..
Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan...

Perasaan cinta, simpatik, tertarik, datang sebagai Kesempatan dalam hidup kita..
Tetapi cinta yang dewasa, mencintai dengan komitmen di hadapan Tuhan dan manusia adalah Pilihan...

Mungkin kesempatan mempertemukan pasangan jiwa kita dengan kita..
Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita, adalah pilihan yang harus kita pertanggung jawabkan di hadapan Tuhan dan manusia.

Kita berada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang Sempurna untuk dicintai.. Tetapi untuk BELAJAR mencintai orang yang Belum Sempurna.. Dengan cara yang Sempurna...

Mari BELAJAR mencintai dan menyayangi pasangan kita yang Belum Sempurna dengan cara yang Sempurna..

Karena pasangan kita adalah belahan jiwa kita.. Agar jiwa kita pun menjadi Sempurna di hadapan Tuhan...
Takdir yang mempertemukan. Rancangan yang indah telah disiapkan oleh-Nya

Sabtu, Juli 03, 2010

Belajarlah

BELAJARLAH UNTUK DIAM DARI BANYAKNYA BICARA,
BELAJARLAH UNTUK SABAR DARI SEBUAH KEMARAHAN,
BELAJARLAH UNTUK MENGALAH DARI SUATU KEEGOISAN,
BELAJARLAH UNTUK TETAP TEGAR DARI SETIAP KEHILANGAN,
BELAJARLAH UNTUK SELALU BERSYUKUR DARI SETIAP KEBAHAGIAAN.

ORANG YG PALING BAHAGIA TIDAK SELALU MEMILIKI SESUATU YANG TERBAIK DALAM HIDUPNYA, TETAPI HANYA SELALU BERUSAHA UNTUK MENJADIKAN SETIAP APAPUN YANG HADIR DALAM HIDUPNYA MENJADI YANG TERBAIK...

KASIHMU DIBENTUK BUKAN SAAT KAU ADA DI TEMPAT YANG PENUH PERHATIAN. TAPI DI TEMPAT YANG ADA PENOLAKAN...

PANGHARAPANMU DIBENTUK BUKAN SAAT KAU BERADA DALAM SUATU KEPASTIAN. TAPI DALAM KERAGUAN...

IMANMU DIBENTUK BUKAN SAAT KAU DALAM KENYAMANAN, TAPI DALAM PENDERITAAN...

BEGITULAH CARA TUHAN MEMBENTUK ANAK-ANAKNYA, KARENA DALAM KELEMAHANMULAH KUASA TUHAN MENJADI SEMPURNA...