Welcome to My Special Journal

Welcome to my special journal... it's just a simple wrote..
Selamat datang Guys... Semoga perenungan yang sederhana ini bisa memberikan pelajaran dan harapan bagi semua saja yang membacanya...

Thanks and God Bless You..

Mengenai Saya

Foto saya
Saya sangat menghargai persahabatan... hidup sosial dengan teman-teman adalah kebutuhan.. Its a small world

Senin, September 28, 2009

Hanya Ingin Mencintai

Mencintai itu menyakitkan, ketika aku tak mendapatkan perhatian lebih darinya
Mencintai itu menyakitkan, ketika aku tak dianggapnya
Mencintai itu menyakitkan, ketika dia lebih mengutamakan pekerjaannya daripada aku
Mencintai itu menyakitkan, ketika aku melihatnya lebih senang bercengkerama dengan orang lain di bandingkan denganku.
Mencintai itu menyakitkan, ketika apa yang kulakukan untuknya tidak berarti di matanya
Mencintai itu menyakitkan, ketika aku berusaha memahami dirinya, tapi dia tak mengerti juga
Mencintai itu menyakitkan, ketika dia tidak ingat tanggal ulang tahunku
Mencintai itu menyakitkan, ketika cintanya telah memudar untukku
Mencintai itu menyakitkan, ketika lambat laun dia menjauh dariku
Mencintai itu menyakitkan, ketika dia mulai meninggalkanku tanpa ada kata-kata
Mencintai itu menyakitkan, ketika sms-ku tidak di balasnya
Mencintai itu menyakitkan, ketika tak ada kabar berita darinya sedikitpun
Mencintai itu menyakitkan, ketika menunggu kedatangannya tapi dia tak kunjung juga datang padaku.

Sama seperti Dia yang telah mencintai kita dengan sepenuh hati-Nya, untuk kita semua, dimana Dia tidak pernah menuntut kita dan membebaskan kita dalam menentukan sikap kita.
Dia yang telah rela mengorbankan diri, supaya kita dibebaskan dari kematian dan kelak dapat memperoleh kehidupan kekal di surga.
Betapa sakitnya Dia ketika semua mata berpaling dari-Nya, ketika Dia menderita dan memperoleh deraan yang begitu panjang, hingga sampai pada puncaknya Dia wafat di kayu salib. Hinaan, cacian, makian dan siksaan yang Dia alami, tanpa mendapatkan pembelaan, dan Dia sendiri tidak melawan dan berontak terhadap apa yang dihadapi-Nya. Namun dengan sabar Dia menerima semua penderitaan itu demi kita.

Hati-Nya pasti terasa sakit ketika melihat kita berjalan menjauh dari-Nya, tidak mempedulikan-Nya dan lari dari-Nya.
Padahal setiap kali kita melakukan kesalahan, sebelum kita meminta ampun Dia telah mengampuni kita, dan berapa kalipun kita melakukan kesalahan yang sama Diapun selalu membuka tangan dan mau untuk merangkul kita kembali kepada-Nya.
Tapi apakah balasan yang telah kita lakukan untuk-Nya, kita selalu lari dari-Nya, meninggalkan-Nya ketika kita memperoleh kesenangan duniawi. Dan kita hanya datang pada-Nya ketika pencobaan itu hadir di hidup kita, setelah pencobaan itu reda kembali kita menjauh dari-Nya.

Cinta-Nya tanpa batas inilah yang menyelamatkan kita, Dia hanya ingin kita datang pada-Nya, supaya kita juga bisa mendapatkan semangat cinta kasih-Nya, kelembutan hati-Nya, kebijaksanaan-Nya dalam bertindak, pengorbanan hidup-Nya untuk sesama, kesabaran-Nya dalam menghadapi pencobaan, kemurahan hati-Nya dalam memberi, pengampunan atas segala dosa yang telah kita lakukan. Ini semua akan diberikan pada kita jika kita mau membuka hati kita untuk-Nya, mau meluangkan waktu kita untuk lebih mengenal-Nya, mau untuk memberikan hati kita pada-Nya, dan mau untuk setia kepada-Nya.
Kehidupan akan menjadi indah ketika kita mengundang-Nya masuk ke dalam kehidupan kita, dengan mengundang-Nya dan memahami kehendak-Nya, rasa cinta terhadap sesama akan timbul dengan sendirinya, disitulah kita akan mengenal cinta yang tanpa batas, dan cinta yang membebaskan kita dari rasa menuntut terhadap apa yang telah kita perbuat untuk orang yang kita sayangi, juga untuk sesama.
Cinta-Nya yang tulus, murni dan suci ini di karenakan Dia begitu mencintai kita, dan Dia hanya mencintai kita tanpa menuntut balasan dari kita.

Tuhanku ajari aku untuk bisa mencintai tanpa batas. Dan aku “hanya ingin mencintai”, mencintai yang membebaskan aku dari rasa menuntut untuk lebih dipahami, lebih diperhatikan, lebih menginginkan dia menjadi seperti yang aku mau.
Dia tak pernah memberiku sebuah harapan, dan aku juga tidak memiliki harapan pada dirinya, meskipun demikian aku sungguh-sungguh mencintainya, dan ingin memberikan yang terbaik yang aku miliki yaitu hatiku, hatiku yang tulus mencintanya, karena aku tidak memiliki sesuatu yang lainnya.
Dan ketika aku “hanya ingin mencintai”, maka mencintai takkan lagi menyakitkan bagiku, mencintai menjadi indah dengan menyatunya berbagai rasa di dalamnya, rasa senang, rasa sedih, rasa kecewa, rasa bangga, rasa terharu, rasa marah dan sebagainya. Semua bersatu menjadi suka cita pada-Mu Tuhan, karena Kau memberiku kesempatan untuk mencintai-Mu dan mencintai dirinya.
Biarkan cinta ini terus tumbuh tanpa batasan, dan ketika Kau renggut ini semua dariku Tuhan, aku tetap bisa mencintainya dan dapat memberikan sebuah senyuman indah untuk dirinya.

“Mencintai itu indah, lebih indah lagi jika kita hanya ingin mencintai tanpa mngharapkan balasan”